Libido: Penting Untuk Aktivitas Seksual
Peran libido dalam aktivitas seksual adalah sangat vital. Tanpa libido atau gairah seks, maka tidak akan ada hubungan seksual. Perlu diketahui, adanya gairah seks merupakan tahap pertama dari total empat tahap aktivitas seksual. Tahap selanjutnya yaitu ereksi, ejakulasi, dan orgasme.
Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan gairah seksual. Selain itu, melanggar waktu tidur 6-8 jam sehari akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi libido.
Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak.
Sebenarnya gangguan fisik dan psikis tersebut umumnya bersifat sementara. Begitu kelelahan mulai mereda, jadwal tidur menjadi lebih teratur, penyebab stres sudah hilang, maka gairah seks seseorang bisa normal kembali. Namun, tidak banyak yang mengerti bahwa turunnya libido yang sesaat itu sebenarnya sudah termasuk gejala impotensi stadium ringan. Jika keadaan tersebut sering berulang, maka semakin besar kemungkinan gejala yang ringan itu naik ke stadium yang lebih berat.
Secara normal, libido memang tidak pernah turun. Pertambahan usia, menopause, atau andropause tidak otomatis menurunkan gairah. Banyak orang yang berusia lanjut, tapi gairah seksnya masih tinggi. Sebaliknya, tingginya tingkat stres dan meningkatnya gaya hidup yang tak sehat membuat banyak pria muda usia 30-an mengalami penurunan gairah seks.
Penurunan libido diketahui ada beberapa tingkatan, yaitu:
* Stadium ringan, biasanya karena gangguan fisik dan psikis yang ringan seperti kelelahan, stres ringan, atau kurang tidur. Setelah gangguan itu hilang, gairah seks akan kembali normal.
* Stadium menengah. Pada tahap ini, turunnya libido lebih parah. Penderita diberi perlakuan dengan obat maupun alat agar gairah seksnya muncul kembali, sehingga bisa ereksi.
* Stadium berat. Pada tahap ini, ada penderita yang masih dapat diobati dengan terapi dan meminum obat tertentu, tapi ada juga yang harus pasrah menerima nasib.
Perlu diketahui, ada empat tahap pengobatan yang biasanya dilakukan untuk mengatasi gangguan libido, yaitu:
* Konsultasi dan diagnosis penyakit pada pasien
* Konsultasi sekaligus pemberian obat-obatan
* Terapi aktif dengan menggunakan suntikan atau bantuan alat-alat dan sejenisnya
Agar libido tetap sehat, terapkanlah pola hidup yang sehat (seperti makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan jauhi stres) serta berolahraga dengan teratur.
Sebuah penelitian di University of California, AS menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan gairah seksual. Penelitian itu melibatkan puluhan pria berusia rata-rata 48 tahun, yang diberi latihan aerobik satu jam per hari. Setelah sembilan bulan, mereka melaporkan adanya peningkatan frekuensi hubungan seks dan orgasme yang cukup tinggi.
Gangguan pada libido harus diwaspadai sejak dini, karena sekecil apa pun gangguan terhadap aktivitas seksual, itu sudah masuk ke dalam kategori impotensi. Turunnya libido pun akhirnya menjadi gangguan ereksi yang permanen. Oleh sebab itu, begitu Anda merasakan adanya gangguan pada gairah seksual, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter yang tepat sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Naik turunnya libido diduga berhubungan erat dengan kondisi tubuh seseorang. Kondisi kelelahan setelah bekerja keras seharian dapat menurunkan gairah seksual. Selain itu, melanggar waktu tidur 6-8 jam sehari akan berisiko tubuh menjadi tak bugar lagi dan akhirnya mempengaruhi kondisi libido.
Turunnya gairah seks juga bisa disebabkan dari kebiasaan makan yang tidak sesuai dengan aktivitas yang dilakukan setiap hari. Akibatnya, asupan yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tubuh menjadi lemas dan kurang bertenaga. Pola makan seperti itu akan semakin parah jika diiringi dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minuman keras, dan narkoba. Faktor lain yang juga berpotensi menurunkan libido adalah stres dan adanya kelainan seksual. Keadaan tersebut berhubungan dengan kondisi psikologis di dalam otak.
Sebenarnya gangguan fisik dan psikis tersebut umumnya bersifat sementara. Begitu kelelahan mulai mereda, jadwal tidur menjadi lebih teratur, penyebab stres sudah hilang, maka gairah seks seseorang bisa normal kembali. Namun, tidak banyak yang mengerti bahwa turunnya libido yang sesaat itu sebenarnya sudah termasuk gejala impotensi stadium ringan. Jika keadaan tersebut sering berulang, maka semakin besar kemungkinan gejala yang ringan itu naik ke stadium yang lebih berat.
Secara normal, libido memang tidak pernah turun. Pertambahan usia, menopause, atau andropause tidak otomatis menurunkan gairah. Banyak orang yang berusia lanjut, tapi gairah seksnya masih tinggi. Sebaliknya, tingginya tingkat stres dan meningkatnya gaya hidup yang tak sehat membuat banyak pria muda usia 30-an mengalami penurunan gairah seks.
Penurunan libido diketahui ada beberapa tingkatan, yaitu:
* Stadium ringan, biasanya karena gangguan fisik dan psikis yang ringan seperti kelelahan, stres ringan, atau kurang tidur. Setelah gangguan itu hilang, gairah seks akan kembali normal.
* Stadium menengah. Pada tahap ini, turunnya libido lebih parah. Penderita diberi perlakuan dengan obat maupun alat agar gairah seksnya muncul kembali, sehingga bisa ereksi.
* Stadium berat. Pada tahap ini, ada penderita yang masih dapat diobati dengan terapi dan meminum obat tertentu, tapi ada juga yang harus pasrah menerima nasib.
Perlu diketahui, ada empat tahap pengobatan yang biasanya dilakukan untuk mengatasi gangguan libido, yaitu:
* Konsultasi dan diagnosis penyakit pada pasien
* Konsultasi sekaligus pemberian obat-obatan
* Terapi aktif dengan menggunakan suntikan atau bantuan alat-alat dan sejenisnya
Agar libido tetap sehat, terapkanlah pola hidup yang sehat (seperti makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, dan jauhi stres) serta berolahraga dengan teratur.
Sebuah penelitian di University of California, AS menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan gairah seksual. Penelitian itu melibatkan puluhan pria berusia rata-rata 48 tahun, yang diberi latihan aerobik satu jam per hari. Setelah sembilan bulan, mereka melaporkan adanya peningkatan frekuensi hubungan seks dan orgasme yang cukup tinggi.
Gangguan pada libido harus diwaspadai sejak dini, karena sekecil apa pun gangguan terhadap aktivitas seksual, itu sudah masuk ke dalam kategori impotensi. Turunnya libido pun akhirnya menjadi gangguan ereksi yang permanen. Oleh sebab itu, begitu Anda merasakan adanya gangguan pada gairah seksual, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter yang tepat sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Post a Comment