Tahun 2016, Virtual Seks Makin 'Menggila'
Walau tidak berhubungan secara fisik, melakukan fantasi seks secara virtual atau cybersex juga dikategorikan dengan berselingkuh.
Sebut saja, Elissa (43), wanita pecinta Internet yang merupakan istri dari seorang pelaut dan mempunyai dua anak yang masih sekolah. Elissa banyak menghabiskan waktu bekerjanya di depan komputer rumah.
Saat mulai lelah bekerja, Elissa mencari kesenangan dengan menghabiskan waktu di chatroom orang dewasa dan melakukan cybersex. "Bila suamiku tahu, saya rasa dia tidak akan menyukai hal ini," jelas Elissa.
Kegemaran Elissa berfantasi seks virtual tersebut, diketahui lantaran sang suami berlayar selama lebih dari 14 tahun.
Melakukan seks virtual melalui pembicaraan di chatroom, menurut psikologis Dr Janet Hall, merupakan perbuatan yang bisa dikategorikan selingkuh. "Bila Anda bertanya, apakah ini selingkuh? Secara empati saya akan menjawab, ya, ini selingkuh," jelas Dr Hall.
Menurut Dr. Hall, selama suatu hubungan antara satu orang dengan orang lainnya sudah mulai terbuka dari informasi fisik, rahasia pribadi dan informasi kehidupan serta mencampurkan unsur emosi, hal tersebut sudah disebut sebagai selingkuh.
Cybersex Makin 'Menggila'
Cybersex sering dipergunakan oleh mereka yang awalnya sekedar mencari kesenangan saja. Walau tampak tidak membahayakan karena tidak terjadi kontak fisik, namun kasus kecanduan akan kenikmatan virtual ini semakin hari semakin membengkak.
Melihat fenomena tersebut, menurut Julia Heiman, kepala Riset bidang seks,
gender dan reproduksi di Kinsey Institute, menuju tahun 2016, virtual seks akan sangat berkembang.
"Menuju tahun 2016, virtual seks akan tumbuh dan memberikan pengalaman multi sensual," tutur Julia seperti dikutip detikINET dari Sydney Morning Herald, Kamis (05/10/2006).
(amz/dwn/Annisa M Zakir)
Sumber: detikcom
Sebut saja, Elissa (43), wanita pecinta Internet yang merupakan istri dari seorang pelaut dan mempunyai dua anak yang masih sekolah. Elissa banyak menghabiskan waktu bekerjanya di depan komputer rumah.
Saat mulai lelah bekerja, Elissa mencari kesenangan dengan menghabiskan waktu di chatroom orang dewasa dan melakukan cybersex. "Bila suamiku tahu, saya rasa dia tidak akan menyukai hal ini," jelas Elissa.
Kegemaran Elissa berfantasi seks virtual tersebut, diketahui lantaran sang suami berlayar selama lebih dari 14 tahun.
Melakukan seks virtual melalui pembicaraan di chatroom, menurut psikologis Dr Janet Hall, merupakan perbuatan yang bisa dikategorikan selingkuh. "Bila Anda bertanya, apakah ini selingkuh? Secara empati saya akan menjawab, ya, ini selingkuh," jelas Dr Hall.
Menurut Dr. Hall, selama suatu hubungan antara satu orang dengan orang lainnya sudah mulai terbuka dari informasi fisik, rahasia pribadi dan informasi kehidupan serta mencampurkan unsur emosi, hal tersebut sudah disebut sebagai selingkuh.
Cybersex Makin 'Menggila'
Cybersex sering dipergunakan oleh mereka yang awalnya sekedar mencari kesenangan saja. Walau tampak tidak membahayakan karena tidak terjadi kontak fisik, namun kasus kecanduan akan kenikmatan virtual ini semakin hari semakin membengkak.
Melihat fenomena tersebut, menurut Julia Heiman, kepala Riset bidang seks,
gender dan reproduksi di Kinsey Institute, menuju tahun 2016, virtual seks akan sangat berkembang.
"Menuju tahun 2016, virtual seks akan tumbuh dan memberikan pengalaman multi sensual," tutur Julia seperti dikutip detikINET dari Sydney Morning Herald, Kamis (05/10/2006).
(amz/dwn/Annisa M Zakir)
Sumber: detikcom
Post a Comment