Gagal Ereksi Sebelum Menikah

Mengetahui bahwa pengalaman berhubungan seksual dengan dua temannya selalu gagal ereksi, ia jadi khawatir. Betulkah pemuda ini mengalami disfungsi ereksi? Apa yang menjadi penyebab, mengingat gairah seksualnya sangat baik?



"Saya seorang pria berumur 31 tahun, berencana akan menikah tahun depan dengan pacar yang berumur 26 tahun.



Selama ini saya pernah melakukan hubungan seksual dengan dua teman wanita saya, tetapi sangat mengecewakan. Dengan keduanya saya gagal, tidak bisa ereksi. Padahal, sebelum memulai hubungan seks, saya sangat bergairah dan dapat mengalami ereksi dengan baik.



Namun, saat akan mulai berhubungan seks, ereksi saya hilang dengan cepat. Setelah itu, sukar sekali untuk ereksi lagi. Saya sangat malu dengan pengalaman yang menakutkan itu. Saya jadi merasa takut untuk mencoba dengan calon istri saya ini.



Mohon informasi, apakah saya impoten? Bagaimana mengatasi masalah ini? Apakah kalau sudah menikah, saya akan tetap begini? Apa yang harus saya lakukan supaya saya tidak gagal waktu menikah tahun depan?"


LJ, Batam



Belum tentu DE

Ketakutan Anda mengalami disfungsi ereksi (istilah sekarang untuk impotensi) dapat saya mengerti. Kegagalan melakukan hubungan seksual dengan dua teman itu tentu sangat mengecewakan dan menakutkan. Namun, kegagalan itu tidak otomatis menjadikan Anda seorang pria yang disebut mengalami disfungsi ereksi (DE).



Disfungsi ereksi berarti ketidakmampuan yang menetap dalam mencapai dan mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk melakukan hubungan seksual. Walaupun Anda memang mengalami kegagalan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi penis yang cukup, belum tentu kegagalan itu terus terjadi.



Walaupun Anda pernah mencoba melakukan hubungan seksual dengan dua wanita, Anda tidak sebutkan seberapa sering melakukannya. Mungkin saja hubungan seksual yang Anda lakukan hanya satu dua kali.



Pada disfungsi ereksi, kegagalan ereksi itu tetap terjadi setelah sering kali melakukan hubungan seksual, paling sedikit 25 persen dari kesempatan melakukannya. Jadi, kalau hanya satu dua kali melakukannya, belum pasti mengalami disfungsi ereksi.



Kegagalan psikis

Kegagalan Anda melakukan hubungan seksual dengan dua teman itu sangat mungkin disebabkan oleh hambatan psikis yang muncul pada saat akan melakukan hubungan seksual.



Beberapa hambatan psikis yang mungkin muncul pada saat itu antara lain perasaan takut gagal, perasaan bersalah, takut ketahuan orang, takut hamil, atau berbagai perasaan yang lain.



Belum lagi bagaimana reaksi kedua teman itu. Kalau reaksi mereka tidak menyenangkan, apalagi menolak, tentu itu akan menghambat reaksi ereksi Anda, dan menyebabkan kegagalan.



Kalau penyebab kegagalan Anda memang karena hambatan psikis seperti ini, diharapkan tidak terjadi lagi setelah menikah kelak. Meski demikian, bukan berarti tidak ada suami yang mengalami disfungsi ereksi karena hambatan psikis. Tidak sedikit suami mengalami disfungsi ereksi karena hambatan psikis, misalnya, karena tidak dapat memuaskan istri dan kejemuan dengan istri.



Kegagalan fisik


Di samping hambatan psikis, ada pula hambatan fisik yang dapat mengakibatkan kegagalan ereksi. Walaupun mungkin hambatan atau gangguan fisik tidak terjadi pada diri Anda, sebaiknya hal ini tidak dikesampingkan.



Untuk itu, kalau kegagalan ereksi masih saja Anda alami setelah menikah kelak, sebaiknya Anda berkonsultasi lebih lanjut dan memeriksakan diri. Dengan demikian, dapat diketahui apa penyebab sebenarnya kegagalan ereksi Anda.



Barangkali lebih baik kalau Anda tidak melakukan hubungan seksual dengan teman Anda lagi. Masalahnya, kalau terjadi kegagalan lagi, saya khawatir dapat menimbulkan akibat lebih buruk bagi fungsi seksual Anda selanjutnya. Lebih baik menunggu sampai menikah.



Berusahalah tidak diganggu oleh perasaan takut gagal karena pengalaman yang lalu itu. Jangan sampai perasaan takut gagal karena pengalaman itu justru menghambat ereksi Anda setelah menikah kelak.



Andaikata kelak setelah menikah Anda mengalami kegagalan yang sama, saya sarankan jangan menunggu sampai lebih lama lagi. Segera berkonsultasi untuk mendapat penanganan agar tidak sampai menimbulkan akibat buruk lebih jauh.



Yang penting lagi, jangan sampai menimbulkan keluhan istri. Kalau sampai terjadi keluhan istri, penanganannya mungkin akan lebih sulit. @



Konsultasi dijawab oleh Prof Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd [Sumber: Senior]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.